A.
Deskripsi Singkat
Mata Diklat Konsep
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada
perserta diklat bagaimana cara melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai
dengan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah, mulai dari penetapan/pemilihan
topik, dasar teori, pemecahan masalah atau pembahasan sampai dengan
penyelesaiannya.
B. Indikator
Setelah mengikuti
pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami dasar-dasar
penelitian tindakan kelas dengan berbagai aspeknya, mulai dari menentukan
topik, kajian teori, metode, pembahasan, teknik penulisan, sampai dengan
penggunaan bahasanya. Kajian pokok dalam masalah ini adalah pengertian penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian tindakan kelas, penelitian di bidang pembelajaran, di
bidang pembelajaran, pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian
penelitian tindakan kelas,
2. Tujuan penelitian tindakan kelas,
3. Penelitian di bidang pembelajaran,
4. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan
dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem
mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang
merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni
pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan (ability)
dan kesanggupan (capability) peserta didik. Tanpa guru yang profesional,
mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan.
Oleh karena itu, prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar (PBM) yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran ialah
tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan
tugasnya.
Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM
yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi, mutu
pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM. Guru banyak mengalami
persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi,
penggunaan metode, media, alat peraga maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan
itu, guru melakukan tindakan-tindakan secara sistematis, terarah dalam suatu
proses, sehingga ada perubahan dan perbaikan.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal
dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif, yang selalu mempunyai keinginan
terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu PBM di kelas. Karena
dengan peningkatan mutu PBM di kelas, mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan.
Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu PBM di kelas
harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan PTK kekurangan atau kelemahan yang
terjadi dalam PBM dapat teridentifikasi dan terdeteksi, untuk selanjutnya
dicari solusi yang tepat.
Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap
praktik pembelajaran yang dilaksanakannya di kelas, baik dilihar dari sisi
interaksi siswa dalam PBM atau hasil pembelajaran secara reflektif. PTK dapat
dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran di kelas
sehari-hari sehingga tidak mengganggu tugas pokok guru. Dalam pelaksanaannya,
guru yang sedang melaksanakan PTK, berarti meneliti aktivitasnya sendiri, di
kelasnya sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui langkah-langkah
yang direncanakan sendiri, dilaksanakan sendiri, dan dievaluasi sendiri.
B. Relevansi
manfaat
Setelah mengikuti
pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami tentang pentingnya
mengetahui konsep tentang penelitian tindakan kelas. Lebih dari itu, perserta diklat
diharapkan juga memahami bahwa penelitian tindakan kelas merupakan ilmu
pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena merupakan salah
satu bekal untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang guru pada unit
kerja masing-masing.
C. Petunjuk
penggunaan
1. Bacalah literatur atau bahan bacaan yang terkait
dengan konsep PTK.
2.
Pahami dari setiap rangkuman yang ada pada setiap
bab.
3. Cobalah melakukan latihan sendiri dengan butir-butir
kegiatan PTK.
4.
Kembangkan kreativitas di bidang kompetensi dan
pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan.
A. Pengertian Penelitian Tidakan Kelas
Kegiatan penelitian merupakan salah satu upaya
manusia untuk dapat memenuhi rasa ingin tahunya. Apabila rasa ingin tahu itu
membutuhkan kebenaran yang berkriteria keilmuan maka hal tersebut dapat disebut
masalah keilmuan. Masalah seperti itu memerlukan jawaban dengan kerangka
berpikir tertentu, yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan
penelitian dalam mencari jawaban dan pemecahannya.
Penelitian (riset, research) merupakan
penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal.
Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan logika proses
berpikir eksplisit (artinya, setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga
dapat dikaji kembali, baik oleh yang bersangkutan maupun oleh orang lain) dan
informasinya dikumpulkan secara sistematis dan objektif.
Dalam kalimat lain, Suharsimi (2002) menyatakan
penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan aturan
tertentu untuk memperoleh informasi yang bermanfaat. Penelitian juga menuntut
objektivitas, baik dalam proses maupun dalam penyimpulan hasilnya. Penelitian
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan
yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi.
Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian mempunyai sifat khusus, yaitu bersifat keilmuan. Apabila terkumpul
secara sistematis, pengetahuan tersebut akan membentuk khazanah pengetahuan
yang disebut ilmu, yang kemudian mampu memberikan berbagai dampak bagi hidup
dan kehidupan manusia.
Kerja penelitian umumnya terdiri dari bcberapa
langkah utama, yaitu
1.
melakukan kajian terhadap permasalahan,
2. melakukan kajian teoretis dari
permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari
masalah yang dihadapi,
3.
mengumpulkan data empiris guna pengujian
hipotesis,
4.
mengadakan uji hipotesis, dan
5.
menarik kesimpulan.
B. Ciri Khusus Penelitian Tindakan Kelas
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan
bagian dari penelitfan tindakan. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action)
yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam
laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan
tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan
dalam rangkaian siklus kegiatan.
Masih ada keunikan lain dari PTK, di antaranya
sebagai berikut.
- PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan-membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatam
- Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoretis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat bebas konteks.
- PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
- Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhimya melahirkan kesamaan tindakan (action).
- Di samping itu, PTK dilakukan hanya apabila ada (a) keputusan-kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan / atau sebagai pemecahan masalah. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas. Di samping itu, karena PTK menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika (a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru (b)jangan terlalu menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dan lain-lain); (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru; (d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain).
C. Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan
Mengingat luasnya cakupan kerja penelitian maka
penelitian dikelompokkan dan diberi nama yang spesifik. Misalnya, adanya
kelompok penelitian deskriprif dan penelitian eksperimental.
Penelitian deskriptif merupakan
paparan (deskripsi) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian
sebagaimana adanya. Berbeda dengan penelitian eksperimen, pada penelitian
deskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian ini mengkaji dan memaparkan
sesuatu keadaan sebagaimana adanya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment
atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis
dengan ciri khusus:
1.
adanya variabel bebas yang dimanipulasi;
2. adanya pengendalian atau pengontrolan
terhadap semua variabel lain, kecuali variabel bebas yang dimanipulasi;
3. adanya pengamatan dan pengukuran terhadap
variabel terikat sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.
Di samping kedua penelitian tersebut, ada pula
yang dinamakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah
perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan. Pada penelitian tindakan, peneliti langsung
menerapkan perlakuat tersebut dengan hati-hati, seraya mengikuti proses serta
dampak perlakuan yang dimaksud. Dengan demikian, penelitian tindakan ini dapat
dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen.
Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian
tindakan merupakan penelitian eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam
penelitian eksperimen peneliti ingin mengetahui akibat dari suatu perlakuan (treatment,
tindakan, atau “sesuatu” yang dilakukan), maka pada penelitian tindakan,
peneliti mencermati kajiannya pada proses dan akibat dari tindakan yang
dibuatnya. Berdasarkan hasil pencermatan itu, dapat dilakukan tindakan
berikutnya sehingga diperoleh infonnasi yang mantap tentang dampak tindakan
yang dibuatnya.
D. PTK Merupakan Bagian dari Penelitian Tindakan
Berdasarkan tujuannya penelitian tindakan dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
1. Penelitian tindakan partisipasi (participatory
action research), yang menekankan keteriibatan masyarakat agar merasa ikut
serta memiliki program kegiatan tersebut, serta berniat ikut aktif memecahkan
masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian tindakan kritis (critical
action research) yang menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak
memecahkan masalah kritis.
3. Penelitian tindakan institusi (institutional
action research), yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai
sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinerja, proses, dan
produktivitas lembaga.
4.
Penelitian tindakan kelas (classroom
action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama
dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai
peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempumaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
E. Apa Arti Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada
kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan
pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output
(hasil belajar). PTK hams tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di
dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut.
1.
Penelitian adalah kegiatan mencermati
suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
3.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
A. Pengertian Penelitian di
Bidang Pembelajaran
Penelitian di bidang pembelajaran ditandai
dengan adanya permasalahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
mengajar belajar. Ciri khas dari penelitian pembelajaran adalah adanya kajian
yang berhubungan dengan penerapan rancangan, sajian, dan evaluasi pembelajaran
yang ditujukan untuk mencapai hasil belajar tertentu, pada suatu tujuan,
karakteristik siswa, lingkungan dan ataupun kondisi pembelajaran spesifik.
Penelitian tentang pengaruh karakteristik siswa terhadap hasil belajar, yang
tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran, lebih berada pada kawasan
penelitian psikologi daripada penelitian pembelajaran. Demikian pula penelitian
tentang pengaruh manajemen persekolahan terhadap prestasi belajar siswa, lebih
tepat berada pada kawasan manajemen pendidikan.
Salah satu tugas guru adalah melakukan kegiatan
pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan, sampai dengan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran) agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang dirancangkan.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil
pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu
rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima
apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan
lain-lain).
Dengan demikian, terdapat banyak masalah yang
berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan pengembangan profesi, hendaknya
para guru dapat menyelesaikan masalah pembelajarannya melalui kegiatan nyata di
kelasnya. Kegiatan nyata itu ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional. Dengan cara itu, mereka
akan dapat mengembangkan profesinya. Kiranya, itulah hakikat tujuan dari
kegiatan pengembangan profesi.
B. Makna “Kelas” dalam PTK
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok
peserta didik yang sedang belajar. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas di
dalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang
melakukan karya wisata di objek wisata, di laboratorium, di rumah, atau di
tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji
melalui penelitian tindakan antara lain sebagai berikut.
- Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium/bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
- Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
- Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
- Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkari mutu hasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa, atau keduanya.
- Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
- Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
- Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.
C. Masalah-Masalah yang Dapat Dikaji Melalui PTK
Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah
sekelompok peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas,
di antaranya sebagai berikut.
1.
Masalah belajar siswa di sekolah,
misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi,
miss trategi, dan lain-lain.
2.
Pengembangan profesionalisme guru dalam
peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran.
3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya
pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik
pengembangan potensi diri.
4.
Desain dan strategi pembelajaran di
kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan
inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar
tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya
penggunaan strategi pengajaran yangi didasarkan pada pendekatan terpadu).
5. Penanaman dan pengembangan sikap serta
nilai-nilai, misalnya., pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri
siswa.
6. Alat bantu, media dan sumber belajar,
misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di
dalam/luar kelas
7. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan
hasil pembelajaran, misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran,
pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi, atau penggunaan alat,
metode evaluasi tertentu.
8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi
KBK; urutan penyajian; materi pokok; interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar,
dan siswa lingkungan belajar.
A.
Tujuan PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak
saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalampengembangan
profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki
berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di
kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dsngan siswa yang
sedang belajar. Secara lebih rinci,
tujuan PTK antara lain sebagai.berikut.
1.
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses,
serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2.
Membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik
dan tenaga kependidikan.
4.
Menumbuhkembangkan budaya akademik di
lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
B.
Hasil Penelitian
Tindakan Kelas
Hasil yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK
adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran, antara
lain meliputi hal-hal berikut.
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber
belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk
mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.
6. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di
sekolah.
C.
Kolaborasi
merupakan hal penting dalam PTK
Salah isatu ciri khas PTK adalah adanya
kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan
lain-lain) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan
tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan
tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja
sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting.
Melalui kerja sama, mereka secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan
nyata yang dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah.
Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif,
maka harus secara jelas diketahui peranan dan tugas yang harus dilakukan antara
guru dengan peneliti.
Dalam PTK, kedudukan peneliti (dosen/
widyaiswara) setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan
tanggungjawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai
tujuan. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK
terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan
penelitian (melaksanakan tindakan, observasi) merekam data, evaluasi, dan
refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir.
Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh
guru. Guru melakukan PTK tanpa kerja sama dengan peneliti. Dalam hal ini guru
berperan sebagai peneliti yang sekaligus sebagai praktisi pembelajaran.
Menurut Suharsimi (2002), dalam kedaaan seperti
ini, guru melakukan sendiri pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang
melakukan tindakan. Untuk itu, guru harus mampu melakukan pengamatan diri
secara objektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar, tidak
harus ditutup-tutupi.
Apakah PTK semacam itu diperkenankan? Guru yang
profesional, memang seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Melalui PTK
seperti itu, guru dapat:
- mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya,
- melakukan PTK, tanpa mengganggu tugasnya,
- mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami, dan
- melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.
Jadi, boleh saja guru melakukan PTK tanpa
kolaborasi dengan peneliti, namun kritik berikut perlu diperhatikan.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
guru tanpa kerja sama dengan peneliti, mempunyai kelemahan karena para praktisi
umumnya (dalam hal ini guru) kurang akrab dengan teknik dasar penelitian. Di
samping itu, guru umumnya tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan penelitian
sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukannya. Akibatnya,
hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah.
V. PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.
Dalam
Pelaksanaan PTK Perlu Memperhatikan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya terdapat tiga
hal penting dalam pelaksanaan PTK, yakni sebagai berikut.
1. PTK merupakan penelitian yang
mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan.
2. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran,
dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep
teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya
memecahkan masalah yang terjadi.
3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan
kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis
(dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).
Dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu
memerhatikan hal-hal berikut.
- PTK tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajarguru.
- PTK tidak boleh terlalu banyak menghabiskan waktu, karena itu PTK sudah harus dirancang dan dipersiapkan dengan rinci dan matang.
- Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten dengan rancangan yang telah dibuat.
- Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru.
- Pelaksanaan PTK harus selalu dengan mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh izin dari kepala sekolah, membuat laporan, dan lain-lain).
- Harus selalu menjadi fokus bahwa PTK bertujuan untuk menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan pembelajaran. Oleh karena itu, adanya kemauan dan kemampuan untuk berubah menjadi sangat penting.
- PTK dimaksudkan pula untuk membelajarkan guru agar meningkat dalam kemauan dan kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
- PTK juga bertujuan untuk lebih membiasakan atau membelajarkan guru untuk menulis, membuat catatan, dan berbagai kegiatan akademik-ilmiah yang lain.
- PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang
yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
B.
Apa yang
Dimaksud Siklus pada Kegiatan PTK?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri
atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus bemlang. Empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b)
tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama
yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan
dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru
(bersama peneliti, apabila PTK-nya tidak dilakukan sendiri oleh guru meuentukan
rancangaii untuk siklus kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan
yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi
kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya
kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan
dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai
hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua,
maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus
pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas,
dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan
siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun
ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
C.
Rincian
Kegiatan Pelaksanaan PTK
Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut.
1.
Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut akan dilakukan.
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang
yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara
keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan
tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal
tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan
amatan yang dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian
membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan
sebagai berikut.
a.
Mengidentifikasi dan menganalisis
masalah, yaitu secarajelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar
faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalahnya
cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan
masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian
tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK;
c.
Merumuskan masalah secara jelas, baik
dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk
menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan
menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis
tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator
keberhasilan itu.
f.
Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Berikut contoh ringkasan permasalahan PTK yang
mempunyai rumusan masalah: Apakah metode pembelajaran konstruktivistik mampu
meningkatkan hasil belajar siswapada mata pelajaran X? PTKini dilakukan
antara seorang peneliti (dalam hal ini bisa seorang dosen, pengawas, kepala
sekolah, atau widyaiswara) yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasarkan pada keadaan senyatanya yang
ada di kelas, peneliti dan guru dapat merancang PTK dengan kegiatan utama
sebagai berikut.
a.
Merancang bagian isi mata pelajaran dan
bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep kontruktivistik, dalam hal ini
isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontekstual yang mengacu pada a)
belajar berbasis masalah, b) pengajaran autentik, c) belajar berbasis inkuiri,
d) belajar berbasis kerja, e) belajar berbasis proyek atau penugasan, dan f)
belajar kooperatif.
b. Merancang strategi dan skenario penerapan
pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti
rnengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat
dengan rinci
c.
Menetapkan indikator ketercapaian dan
menyusun instrumen pengumpul data.
2.
Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario
penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja
sebelumnya telah “dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat
diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan
harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan
tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata
pelajaran tertentu.
Berikut contoh ringkasan rencana (skenario)
tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.
a. Dirancang penerapan metode tugas dan
diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D.
b. Format tugas: pembagian kelompok kecil
sesuai jumlah pokok bahasan, dipilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan
dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random dan
dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
c. Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan,
melalui diskusi anggota kelompok belajar memahami materi, dan menuliskan hasil
diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi.
d.
Presentasi dan diskusi pleno:
masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru
bertindak sebagai moderator, kemudian lakukan diskusi dan ambil kesimpulan
sebagai hasil pembelajaran.
e. Jenis data yang dikumpulkan: makalah
kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan
lain-lain.
Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,
(b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan
dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan
digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan
untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana
menggunakannya. Rincian rancangan mengenai rencana tindakan dan bagaimana
pelaksanaannya harus dituliskan pada laporan PTK.
3.
Pengamatan atau
Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan
saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,
jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama
Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia
bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan
dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis,
presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan
keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain;
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes,
kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (d) cacatan lapangan yang dipakai
untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar
observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian thidakan berlangsung,
reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan
dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan
dikumpulkan data sebagai berikut: (a) skor tes esai tanpa rubrik, (b) skor tes
esai dengan rubrik, (c) skor kualitas (kualitatif) dalam pelaksanaan diskusi
danjumlah pertanyaan dan jawaban yang terjadi selama proses pembelajaran, dan
(d) hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan kegiatan siswa.
Oleh karena itu, akan dipakai instrumen (a) soal tes berbentuk esai, yang akan
diskor tanpa rubrik maupun dengan rubrik, (b) rubrik yaitu pedoman dan kriteria
penilaian/ scoring, baik dari tes esai maupun untuk pertanyaan dan jawaban
lisan selama diskusi, (c) lembar observasi guna memperoleh data aktivitas
diskusi yang diskor dengan rubrik, dan (d) catatan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk
mengetahui keabsahannya. Untuk tujuan ini dapat digunakan berbagai teknik,
seperti teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain,
atau kriteria tertentu yang telah baku.
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis,
baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal
ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan
kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Oleh karena itu, sangat
penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK
yang dirancangkan.
Berikut contoh indikator utama dan rinciannya
dari suatu kegiatan PTK yang dilakukan di perguruan tinggi.
Indikator keberhasilan PTK
|
Rincian (sub indikator) keberhasilan: Mahasiswa mampu ....
|
|
1
|
Semakin
efektifnya waktu belajar oleh mahasiswa
|
Menggunakan
waktu konsultasi dengan dosen secara teratur
|
Menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu
|
||
Menggunakan
waktu secara efektif dan efisien untuk mengerjakan tugas
|
||
Menunjukkan
kemajuan dari waktu ke waktu
|
||
2
|
Semakin efektifnya kegia-tan belajar mahasiswa dengan pihak lain
|
Belajar/
berdiskusi dengan teman dalam membahas tugas yang diberikan
|
Belajar
/berdiskusi dengan orang lain yang memiliki kecakapan/pengalaman sesuai
dengan tugas yang diberikan
|
||
Belajar
melalui media pembelajaran lain (internet, perpustakaan, dan lain-lain) dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan
|
||
3
|
Semakin efektifnya kegia-tan PBM yang dilakukan mahasiswa
|
Belajar dalam
kelompok
|
Mengembangkan
data dan bahan secara mandiri
|
||
Mengembangkan
sifat kolaboratif satu dengan yang lain
|
||
Mengkonstruksi,
berkontribusi, dan melakukan sintesis informasi
|
||
Belajar yang
diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
|
||
Bekerja
secara mandiri
|
||
4.
|
Meningkatnya kemampu-an melakukan penilaian terhadap diri sendir
|
Berupaya
melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang
telah ditetapkan
|
Melakukan
penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan
|
Dari rincian subindikator di atas, dirancang
format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Apabila dicermati maka
contoh di atas sebagian besar dari data yang akan dikumpulkannya adalah data
kuantitatif. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul tersebut dilakukan
analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan. |
4.
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis,
dan penilaian : terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika
terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan
ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins,
1993).
D.
Beberapa Contoh
Permasalahan PTK
Sebagaimana
telah dijelaskan, PTK hams mengikuti prinsip sebagai berikut.
1.
Masalah yang akan dipecahkan berasal dari
praktik pembelajaran di kelas (atau berdasarkan pengalaman guru dalam praktik
pembelajarannya
2. Masalah dicoba dilaksanakan dengan secara
langsung, yaitu menangani masalah yang muncul saat itu juga.
3. Untuk menelaah ada tidaknya kemajuan atau
perubahan dari tindakan yang dilakukan, maka penelitian harus lebih berfokus
pada data pengamatan dan data perilaku daripada data dokumen.
4. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas atau di sekolah. Berikut
disajikan beberapd contoh permasalahan PTK.
Contoh 1.
Siklus 1
|
Perencanaan :
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
|
· Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dalam PBM
·
Menentukan pokok bahasan
·
Mengembangkan skenario pembelajaran
·
Menyusun LKM
·
Menyiapkan sumber belajar
·
Mengembangkan format evaluasi
· Mengembangkan format observasi pembelajaran
|
Tindakan
|
·
Menerapkan tindakan yang mengacu pada
skenario dan LKM
|
|
Pengamatan
|
·
Melakukan observasi dengan memakai
format observasi
·
Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format LKM
|
|
Refleksi
|
·
Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap jenis
tindakan
·
Melakukan pertemuan untuk membahas
hasil evaluasi tentang skenario, LKM, dan lain-lain
·
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
·
Evaluasi tindakan I
|
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
·
Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah
·
Pengembangan program tindakan I
|
Tindakan
|
·
Pelaksanaan program tindakan II
|
|
Pengamatan
|
·
Pengumpulan data tindakan II
|
|
Refleksi
|
·
Evaluasi Tindakan II
|
|
Siklus-siklus
berikutnya
|
||
Kesimpulan,
saran, rekomendasi
|
Contoh 2
|
||
1
|
Perencanaan:
ide awal
|
Memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran X.
|
temuan awal
|
Saat ini:
Pembelajaran tersebut berisi konsep dan prinsip yang harus dihafal siswa,
guru “melupakan” latar belakang dan hakikat pembelajar, metode mengajar
ceramah, pengajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan lain-lain.
|
|
diagnosa
(hipotesis)
|
Penggunaan
metode mengajar yang berupa tugas ditambah dengan diskusi dengan pendekatan
konstruktivistik dan kontekstual dapat meningkatkan kualitas siswa
|
|
Perencanaan
|
Dirancang
penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan :
A, B, C, dan D Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok
bahasan, dipilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota
kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok secara random, yang dilakukan
dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan,
melalui diskusi anggota kelompok belajar memahami materi, menuliskan hasil
diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi. Presentasi dan diskusi pleno:
masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru
bertindak sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil
pembelajaran. Jenis data yang dikumpulkan: Makalah kelompok, lembar
OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan lain-lain.
|
|
2
|
Tindakan
|
Melaksanakan
tindakan sesuai skenario
|
3
|
Pengamatan
|
Mengumpulkan
data
|
4
|
Refleksi
|
Menggunakan
data dilakukan evaluas untuk membuat revisi perbaikan pada siklus-siklus
berikutnya dan refleksi tindakan di
|
Siklus II,
III, dan seterusnya
|
||
Penulisan
laporan penelitian
|
||
Contoh 3
Siklus 1
|
Perencanaan
awal
|
Pengamatan
langsung proses pembelajaran di kelas, diskusi tim peneliti tentang masalah
yang terjadi di kelas, merumuskan permasalahan yang terjadi, mengidentifikasi
permasalahan pokok, dan menyusun hipotesis pemecahan. ;
|
Perencanaan
|
Tim
mendiskusikan “tindakan” yang akan dilakukan untuk dapat memecahkan masalah
yang dijumpai. Menyusun rencana/skenario “tindakan” (misalnya satu bentuk
pembelajaran tertentu), mengumpulkan bahan dan media pembelajaran, melakukan
“pelatihan” bagi pelaksana (dalam hal in! guru) untuk melaksanakan “tindakan”
yang akan dilakukan, melakukan diskusi pelaksanaan “pelatihan”, dan jika
perlu mengulangi sampai guru dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan
skenario.
|
|
Tindakan
|
Guru
melakukan tindakan (pembelajaran) sesuai dengan skenario dan hasil latihan.
|
|
Pengamatan
|
Tim peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan
pembelajaran, diskusi antara guru dan lim peneliti tentang pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan, mencatat semua kelemahan, baik ketidaksesuaian
antara tindakan dengan skenario maupun respons siswa yang berbeda dengan yang
diharapkan.
|
|
Refleksi
|
Mengadakan
evaluasi pelaksanaan pembelajaran, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
pada pelaksanaan dan respons siswa pada siklus I
|
|
Membuat
rencana awal tindakan yang disempurnakan berdasarkan hasil refleksi.
|
||
Siklus II
|
Perencanaan
|
Tim
mendiskusikan “tindakan” yang akan dilakukan pada siklus II, menyusun rencana
rinci “tindakan yang akan dilakukan pada siklus II”, mengumpulkan bahan-bahan
dan media pembelajaran, melakukan “pelatihan” bagi pelaksana (dalam hal ini
guru) untuk melaksanakan "tindakan" yang akan dilakukan
|
Tindakan,
pengamatan, refleksi, dan seterusnya
|
||
Siklus III
dan seterusnya
|
||
Pembuatan
laporan
|
Contoh 4
Siklus I
|
Perencanaan
tindakan
|
Pengembangan
perangkat pembelajaran. Merancang skenario pelaksanaan tindakan.
|
Pelaksanaan
tindakan
|
·
Melaksanakan tindakan pembelajaran
sesuai dengan skenario:
·
Pemberian informasi tentang rencana
pembelajaran.
·
Membentuk kelompok-kelompok kecil yang
heterogen
·
Siswa diminta mengerjakan “sesuatu”
yang sesuai dengan skenario pembelajaran misalnya pembelajaran kooperatif.
·
Memberikan arahan dan tugas untuk
kegiatan berikutnya
|
|
Pengamatan
|
Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen yang telah
tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan skenario pembelajaran.
|
|
Refleksi
|
Hasil
pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari
tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang
harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.
|
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
Mempelajari
hasil refleksi tindakan pertama dan menggunakannya sebagai masukan pada
tindakan siklus kedua.
|
Tindakan,
pengamatan, refleksi, dan seterusnya
|
||
Siklus III
dan seterusnya ,
|
||
Pembuatan
laporan
|
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu
dari lima jenis kegiatan pengembangan profesi. Laporan hasil penelitian dapat
dipakai sebagai KTI guru dalam pengembangan profesi.
KTI
yang dapat dinilai adalah KTI yang “APIK,” yaitu yang Asli, Perlu,
artinya permasalahan yang dikaji pada penelitian memang mempunyai manfaat,
bukan hal yang mengada-ada, Ilmiah, yaitu kerja penelitian harus
berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kebenaran ilmiah. Konsisten,
artinya-apabila penulisnya seorang guru, maka penelitian harus berada pada
bidang keilmuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut.
Penelitian
di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan
meningkatkan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di
sekolahnya.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di
kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output
(hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas.
Ciri
khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan praktis. Pada PTK, kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
PTK.
merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya
sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk
berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan – membelajarkan – guru untuk
menulis dan membuat catatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan
dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Dirjen Dikti. 2005. Panduan Penyusunan
Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
Tahun anggaran2005.
Elliot, John. 1991. Action Research
Education Change. Philadelpia: Open University Press.
Hopkins, David. 1993. A Teacher
Guide to Classroom Research. Philadelpia: Open University Press.
Kemmis and McTaggart. 1994. The Action
Research Planner. Dekain University.
Suhardjono. 2003. Penelitian Tindakan
Kelas. Makalah pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan
Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian
Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI. Makalah pada
pelatihan peningkatan mutu guru di Makassar, Jakarta tahun 2005.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996. Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta: Depdikbud, Dikdasmen.
No comments:
Post a Comment