Tuesday, January 10, 2017

BAHAN AJAR : KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS



A.      Deskripsi Singkat
Mata Diklat Konsep Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada perserta diklat bagaimana cara melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah, mulai dari penetapan/pemilihan topik, dasar teori, pemecahan masalah atau pembahasan sampai dengan penyelesaiannya.
B.     Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami dasar-dasar penelitian tindakan kelas dengan berbagai aspeknya, mulai dari menentukan topik, kajian teori, metode, pembahasan, teknik penulisan, sampai dengan penggunaan bahasanya. Kajian pokok dalam masalah ini adalah pengertian penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian tindakan kelas, penelitian di bidang pembelajaran, di bidang pembelajaran, pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
C.     Pokok Bahasan
             1.       Pengertian penelitian tindakan kelas,
             2.       Tujuan penelitian tindakan kelas,
             3.       Penelitian di bidang pembelajaran,
             4.       Pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

I. PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) peserta didik. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM) yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya.
Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi, mutu pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media, alat peraga maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu, guru melakukan tindakan-tindakan secara sistematis, terarah dalam suatu proses, sehingga ada perubahan dan perbaikan.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif, yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu PBM di kelas. Karena dengan peningkatan mutu PBM di kelas, mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu PBM di kelas harus selalu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan PTK kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam PBM dapat teridentifikasi dan terdeteksi, untuk selanjutnya dicari solusi yang tepat.
Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakannya di kelas, baik dilihar dari sisi interaksi siswa dalam PBM atau hasil pembelajaran secara reflektif. PTK dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran di kelas sehari-hari sehingga tidak mengganggu tugas pokok guru. Dalam pelaksanaannya, guru yang sedang melaksanakan PTK, berarti meneliti aktivitasnya sendiri, di kelasnya sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui langkah-langkah yang direncanakan sendiri, dilaksanakan sendiri, dan dievaluasi sendiri.
 B.     Relevansi manfaat
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami tentang pentingnya mengetahui konsep tentang penelitian tindakan kelas. Lebih dari itu, perserta diklat diharapkan juga memahami bahwa penelitian tindakan kelas merupakan ilmu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena merupakan salah satu bekal untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang guru pada unit kerja masing-masing.
 C.     Petunjuk penggunaan
1.        Bacalah literatur atau bahan bacaan yang terkait dengan konsep PTK.
2.        Pahami dari setiap rangkuman yang ada pada setiap bab.
3.        Cobalah melakukan latihan sendiri dengan butir-butir kegiatan PTK.
4.       Kembangkan kreativitas di bidang kompetensi dan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan.


II. KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 A.      Pengertian Penelitian Tidakan Kelas
Kegiatan penelitian merupakan salah satu upaya manusia untuk dapat memenuhi rasa ingin tahunya. Apabila rasa ingin tahu itu membutuhkan kebenaran yang berkriteria keilmuan maka hal tersebut dapat disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itu memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian dalam mencari jawaban dan pemecahannya.
Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan logika proses berpikir eksplisit (artinya, setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga dapat dikaji kembali, baik oleh yang bersangkutan maupun oleh orang lain) dan informasinya dikumpulkan secara sistematis dan objektif.
Dalam kalimat lain, Suharsimi (2002) menyatakan penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan aturan tertentu untuk memperoleh informasi yang bermanfaat. Penelitian juga menuntut objektivitas, baik dalam proses maupun dalam penyimpulan hasilnya. Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi.
Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian mempunyai sifat khusus, yaitu bersifat keilmuan. Apabila terkumpul secara sistematis, pengetahuan tersebut akan membentuk khazanah pengetahuan yang disebut ilmu, yang kemudian mampu memberikan berbagai dampak bagi hidup dan kehidupan manusia.
Kerja penelitian umumnya terdiri dari bcberapa langkah utama, yaitu
1.      melakukan kajian terhadap permasalahan,
2.  melakukan kajian teoretis dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi,
3.      mengumpulkan data empiris guna pengujian hipotesis,
4.      mengadakan uji hipotesis, dan
5.      menarik kesimpulan.
 B.    Ciri Khusus Penelitian Tindakan Kelas
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian dari penelitfan tindakan. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Masih ada keunikan lain dari PTK, di antaranya sebagai berikut.
  1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan-membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatam
  2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoretis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoretis atau bersifat bebas konteks.            
  3. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
  4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhimya melahirkan kesamaan tindakan (action).
  5. Di samping itu, PTK dilakukan hanya apabila ada (a) keputusan-kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan / atau sebagai pemecahan masalah. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas. Di samping itu, karena PTK menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika (a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru (b)jangan terlalu menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dan lain-lain); (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru; (d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain).
 C.     Hubungan Penelitian dengan Penelitian Tindakan
Mengingat luasnya cakupan kerja penelitian maka penelitian dikelompokkan dan diberi nama yang spesifik. Misalnya, adanya kelompok penelitian deskriprif dan penelitian eksperimental.
Penelitian deskriptif merupakan paparan (deskripsi) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Berbeda dengan penelitian eksperimen, pada penelitian deskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian ini mengkaji dan memaparkan sesuatu keadaan sebagaimana adanya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus:
1.      adanya variabel bebas yang dimanipulasi;
2.   adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain, kecuali variabel bebas yang dimanipulasi;
3.   adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.
    Di samping kedua penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan. Pada penelitian tindakan, peneliti langsung menerapkan perlakuat tersebut dengan hati-hati, seraya mengikuti proses serta dampak perlakuan yang dimaksud. Dengan demikian, penelitian tindakan ini dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen.
Ada pula yang menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian eksperimen dengan ciri yang khusus. Jika dalam penelitian eksperimen peneliti ingin mengetahui akibat dari suatu perlakuan (treatment, tindakan, atau “sesuatu” yang dilakukan), maka pada penelitian tindakan, peneliti mencermati kajiannya pada proses dan akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasarkan hasil pencermatan itu, dapat dilakukan tindakan berikutnya sehingga diperoleh infonnasi yang mantap tentang dampak tindakan yang dibuatnya.
 D.    PTK Merupakan Bagian dari Penelitian Tindakan
Berdasarkan tujuannya penelitian tindakan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
1.   Penelitian tindakan partisipasi (participatory action research), yang menekankan keteriibatan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki program kegiatan tersebut, serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2.   Penelitian tindakan kritis (critical action research) yang menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak memecahkan masalah kritis.
3.   Penelitian tindakan institusi (institutional action research), yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga.
4.    Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempumaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
 E.     Apa Arti Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK hams tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut.
1.   Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik  minat dan penting bagi peneliti.
2.  Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.                                           
3.   Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
III. PENELITIAN DI BIDANG PEMBELAJARAN
A.     Pengertian  Penelitian di Bidang Pembelajaran
Penelitian di bidang pembelajaran ditandai dengan adanya permasalahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses mengajar belajar. Ciri khas dari penelitian pembelajaran adalah adanya kajian yang berhubungan dengan penerapan rancangan, sajian, dan evaluasi pembelajaran yang ditujukan untuk mencapai hasil belajar tertentu, pada suatu tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan ataupun kondisi pembelajaran spesifik. Penelitian tentang pengaruh karakteristik siswa terhadap hasil belajar, yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran, lebih berada pada kawasan penelitian psikologi daripada penelitian pembelajaran. Demikian pula penelitian tentang pengaruh manajemen persekolahan terhadap prestasi belajar siswa, lebih tepat berada pada kawasan manajemen pendidikan.
Salah satu tugas guru adalah melakukan kegiatan pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan, sampai dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran) agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang dirancangkan.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain).
Dengan demikian, terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan pengembangan profesi, hendaknya para guru dapat menyelesaikan masalah pembelajarannya melalui kegiatan nyata di kelasnya. Kegiatan nyata itu ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional. Dengan cara itu, mereka akan dapat mengembangkan profesinya. Kiranya, itulah hakikat tujuan dari kegiatan pengembangan profesi.
B.    Makna “Kelas” dalam PTK
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas di dalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karya wisata di objek wisata, di laboratorium, di rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain sebagai berikut.
  1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium/bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
  2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
  3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
  4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkari mutu hasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa, atau keduanya.
  5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
  6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
  7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.
 C.    Masalah-Masalah yang Dapat Dikaji Melalui PTK
Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, di antaranya sebagai berikut.
1.   Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, miss trategi, dan lain-lain.
2. Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran.
3.  Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri.
4.  Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan strategi pengajaran yangi didasarkan pada pendekatan terpadu).
5.  Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya., pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.       
6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas
7. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.
8.  Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian; materi pokok; interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa lingkungan belajar.   
  
IV.TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.      Tujuan PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalampengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dsngan siswa yang sedang belajar.  Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai.berikut.
1.    Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2.   Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3.   Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4.  Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
B.     Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Hasil yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran, antara lain meliputi hal-hal berikut.
1.      Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2.      Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3.      Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
4.  Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
5.      Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.
6. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
 C.     Kolaborasi merupakan hal penting dalam PTK
Salah isatu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting. Melalui kerja sama, mereka secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah.
Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, maka harus secara jelas diketahui peranan dan tugas yang harus dilakukan antara guru dengan peneliti.
Dalam PTK, kedudukan peneliti (dosen/ widyaiswara) setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi) merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir.
Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerja sama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti yang sekaligus sebagai praktisi pembelajaran.
Menurut Suharsimi (2002), dalam kedaaan seperti ini, guru melakukan sendiri pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan. Untuk itu, guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara objektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar, tidak harus ditutup-tutupi.
Apakah PTK semacam itu diperkenankan? Guru yang profesional, memang seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Melalui PTK seperti itu, guru dapat:
  1. mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya,            
  2. melakukan PTK, tanpa mengganggu tugasnya,              
  3. mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami, dan
  4. melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.
Jadi, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti, namun kritik berikut perlu diperhatikan.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru tanpa kerja sama dengan peneliti, mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya (dalam hal ini guru) kurang akrab dengan teknik dasar penelitian. Di samping itu, guru umumnya tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukannya. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah.

V. PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.      Dalam Pelaksanaan PTK Perlu Memperhatikan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK, yakni sebagai berikut.                       
1.   PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan.
2. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).
Dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu memerhatikan hal-hal berikut.
  1. PTK tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajarguru.
  2. PTK tidak boleh terlalu banyak menghabiskan waktu, karena itu PTK sudah harus dirancang dan dipersiapkan dengan rinci dan matang.
  3. Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten dengan rancangan yang telah dibuat.
  4. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru.
  5. Pelaksanaan PTK harus selalu dengan mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh izin dari kepala sekolah, membuat laporan, dan lain-lain).
  6. Harus selalu menjadi fokus bahwa PTK bertujuan untuk menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan pembelajaran. Oleh karena itu, adanya kemauan dan kemampuan untuk berubah menjadi sangat penting.
  7. PTK dimaksudkan pula untuk membelajarkan guru agar meningkat dalam kemauan dan kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
  8. PTK juga bertujuan untuk lebih membiasakan atau membelajarkan guru untuk menulis, membuat catatan, dan berbagai kegiatan akademik-ilmiah yang lain.
  9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
 B.     Apa yang Dimaksud Siklus pada Kegiatan PTK?   
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus bemlang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.



Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila PTK-nya tidak dilakukan sendiri oleh guru meuentukan rancangaii untuk siklus kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
 C.     Rincian Kegiatan Pelaksanaan PTK
Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut.
1.    Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut.
a.   Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secarajelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK;
c.   Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
d.  Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
f.     Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Berikut contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah: Apakah metode pembelajaran konstruktivistik mampu meningkatkan hasil belajar siswapada mata pelajaran X? PTKini dilakukan antara seorang peneliti (dalam hal ini bisa seorang dosen, pengawas, kepala sekolah, atau widyaiswara) yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasarkan pada keadaan senyatanya yang ada di kelas, peneliti dan guru dapat merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut.
a.  Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep kontruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontekstual yang mengacu pada a) belajar berbasis masalah, b) pengajaran autentik, c) belajar berbasis inkuiri, d) belajar berbasis kerja, e) belajar berbasis proyek atau penugasan, dan f) belajar kooperatif.
b.   Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti rnengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci
c.     Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.
2.    Tindakan                                           
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata pelajaran tertentu.
Berikut contoh ringkasan rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.
a.  Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D.
b.  Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, dipilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
c.  Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok belajar memahami materi, dan menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi.
d.  Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru bertindak sebagai moderator, kemudian lakukan diskusi dan ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.
e.  Jenis data yang dikumpulkan: makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan lain-lain.
Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. Rincian rancangan mengenai rencana tindakan dan bagaimana pelaksanaannya harus dituliskan pada laporan PTK.
3.    Pengamatan atau Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama
Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain;
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (d) cacatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian thidakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan dikumpulkan data sebagai berikut: (a) skor tes esai tanpa rubrik, (b) skor tes esai dengan rubrik, (c) skor kualitas (kualitatif) dalam pelaksanaan diskusi danjumlah pertanyaan dan jawaban yang terjadi selama proses pembelajaran, dan (d) hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan kegiatan siswa. Oleh karena itu, akan dipakai instrumen (a) soal tes berbentuk esai, yang akan diskor tanpa rubrik maupun dengan rubrik, (b) rubrik yaitu pedoman dan kriteria penilaian/ scoring, baik dari tes esai maupun untuk pertanyaan dan jawaban lisan selama diskusi, (c) lembar observasi guna memperoleh data aktivitas diskusi yang diskor dengan rubrik, dan (d) catatan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Untuk tujuan ini dapat digunakan berbagai teknik, seperti teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku.
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan.
Berikut contoh indikator utama dan rinciannya dari suatu kegiatan PTK yang dilakukan di perguruan tinggi.


Indikator keberhasilan PTK
Rincian (sub indikator) keberhasilan: Mahasiswa mampu ....
1
Semakin efektifnya waktu belajar oleh mahasiswa
Menggunakan waktu konsultasi dengan dosen secara teratur
Menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
Menggunakan waktu secara efektif dan efisien untuk mengerjakan tugas
Menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu
2
Semakin efektifnya kegia-tan belajar mahasiswa dengan pihak lain
Belajar/ berdiskusi dengan teman dalam membahas tugas yang diberikan
Belajar /berdiskusi dengan orang lain yang memiliki kecakapan/pengalaman sesuai dengan tugas yang diberikan
Belajar melalui media pembelajaran lain (internet, perpustakaan, dan lain-lain) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
3
Semakin efektifnya kegia-tan PBM yang dilakukan mahasiswa
Belajar dalam kelompok
Mengembangkan data dan bahan secara mandiri
Mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain
Mengkonstruksi, berkontribusi, dan melakukan sintesis informasi
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
Bekerja secara mandiri
4.
Meningkatnya kemampu-an melakukan penilaian terhadap diri sendir
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkan


Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan

Dari rincian subindikator di atas, dirancang format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Apabila dicermati maka contoh di atas sebagian besar dari data yang akan dikumpulkannya adalah data kuantitatif. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul tersebut dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.                          |
4.     Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian : terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993). 
D.     Beberapa Contoh Permasalahan PTK
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK hams mengikuti prinsip sebagai berikut.
1.  Masalah yang akan dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran di kelas (atau berdasarkan pengalaman guru dalam praktik pembelajarannya
2.    Masalah dicoba dilaksanakan dengan secara langsung, yaitu menangani masalah yang muncul saat itu juga.
3. Untuk menelaah ada tidaknya kemajuan atau perubahan dari tindakan yang dilakukan, maka penelitian harus lebih berfokus pada data pengamatan dan data perilaku daripada data dokumen.
4. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas atau di sekolah. Berikut disajikan beberapd contoh permasalahan PTK.
Contoh 1.
Siklus 1
Perencanaan :
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
·   Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
·         Menentukan pokok bahasan
·         Mengembangkan skenario pembelajaran
·         Menyusun LKM
·         Menyiapkan sumber belajar
·     Mengembangkan format evaluasi
·  Mengembangkan format observasi pembelajaran

Tindakan
·         Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LKM

Pengamatan
·         Melakukan observasi dengan memakai format observasi
·         Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM

Refleksi
·         Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap jenis tindakan
·         Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, LKM, dan lain-lain
·         Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
·         Evaluasi tindakan I
Siklus II
Perencanaan
·         Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
·         Pengembangan program tindakan I

Tindakan
·         Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan
·         Pengumpulan data tindakan II

Refleksi
·         Evaluasi Tindakan II
Siklus-siklus berikutnya
Kesimpulan, saran, rekomendasi


Contoh 2


1  
Perencanaan: ide awal
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran X.

temuan awal
Saat ini: Pembelajaran tersebut berisi konsep dan prinsip yang harus dihafal siswa, guru “melupakan” latar belakang dan hakikat pembelajar, metode mengajar ceramah, pengajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan lain-lain.

diagnosa (hipotesis)
Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas ditambah dengan diskusi dengan pendekatan konstruktivistik dan kontekstual dapat meningkatkan kualitas siswa

Perencanaan
Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, dipilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok secara random, yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi. Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru bertindak sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran. Jenis data yang dikumpulkan: Makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan lain-lain.
2
Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai skenario
3
Pengamatan
Mengumpulkan data
4
Refleksi
Menggunakan data dilakukan evaluas untuk membuat revisi perbaikan pada siklus-siklus berikutnya dan refleksi tindakan di
Siklus II, III, dan seterusnya
Penulisan laporan penelitian


Contoh 3

Siklus 1
Perencanaan awal
Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas, diskusi tim peneliti tentang masalah yang terjadi di kelas, merumuskan permasalahan yang terjadi, mengidentifikasi permasalahan pokok, dan menyusun hipotesis pemecahan. ;

Perencanaan
Tim mendiskusikan “tindakan” yang akan dilakukan untuk dapat memecahkan masalah yang dijumpai. Menyusun rencana/skenario “tindakan” (misalnya satu bentuk pembelajaran tertentu), mengumpulkan bahan dan media pembelajaran, melakukan “pelatihan” bagi pelaksana (dalam hal in! guru) untuk melaksanakan “tindakan” yang akan dilakukan, melakukan diskusi pelaksanaan “pelatihan”, dan jika perlu mengulangi sampai guru dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario.

Tindakan
Guru melakukan tindakan (pembelajaran) sesuai dengan skenario dan hasil latihan.

Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, diskusi antara guru dan lim peneliti tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, mencatat semua kelemahan, baik ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario maupun respons siswa yang berbeda dengan yang diharapkan.

Refleksi
Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, merumuskan dan mengidentifikasi masalah pada pelaksanaan dan respons siswa pada siklus I


Membuat rencana awal tindakan yang disempurnakan berdasarkan hasil refleksi.
Siklus II
Perencanaan
Tim mendiskusikan “tindakan” yang akan dilakukan pada siklus II, menyusun rencana rinci “tindakan yang akan dilakukan pada siklus II”, mengumpulkan bahan-bahan dan media pembelajaran, melakukan “pelatihan” bagi pelaksana (dalam hal ini guru) untuk melaksanakan "tindakan" yang akan dilakukan

Tindakan, pengamatan, refleksi, dan seterusnya
Siklus III dan seterusnya
Pembuatan laporan
       Contoh 4
Siklus I
Perencanaan tindakan
Pengembangan perangkat pembelajaran. Merancang skenario pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan
·         Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario:
·         Pemberian informasi tentang rencana pembelajaran.
·         Membentuk kelompok-kelompok kecil yang heterogen
·         Siswa diminta mengerjakan “sesuatu” yang sesuai dengan skenario pembelajaran misalnya pembelajaran kooperatif.
·         Memberikan arahan dan tugas untuk kegiatan berikutnya


Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan skenario pembelajaran.


Refleksi
Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.

Siklus II
Perencanaan
Mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan menggunakannya sebagai masukan pada tindakan siklus kedua.

Tindakan, pengamatan, refleksi, dan seterusnya
Siklus III dan seterusnya ,
Pembuatan laporan

VI. PENUTUP
  Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu dari lima jenis kegiatan pengembangan profesi. Laporan hasil penelitian dapat dipakai sebagai KTI guru dalam pengembangan profesi.
KTI yang dapat dinilai adalah KTI yang “APIK,” yaitu yang Asli, Perlu, artinya permasalahan yang dikaji pada penelitian memang mempunyai manfaat, bukan hal yang mengada-ada, Ilmiah, yaitu kerja penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kebenaran ilmiah. Konsisten, artinya-apabila penulisnya seorang guru, maka penelitian harus berada pada bidang keilmuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut.
Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan meningkatkan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di sekolahnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis. Pada PTK, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
PTK. merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan – membelajarkan – guru untuk menulis dan membuat catatan.


DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Dirjen Dikti. 2005. Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Tahun anggaran2005.
Elliot, John. 1991. Action Research Education Change. Philadelpia: Open University Press.
Hopkins, David. 1993. A Teacher Guide to Classroom Research. Philadelpia: Open University Press.
Kemmis and McTaggart. 1994. The Action Research Planner. Dekain University.
Suhardjono. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI. Makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru di Makassar, Jakarta tahun 2005.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta: Depdikbud, Dikdasmen.

No comments: